seberapa besar cintamu pada Allah ?

Selasa, Juli 28, 2009

FILE motivasi dari IPB



Ayoooo....ayooooo,,,,,ayooooo
Ayoooo,,,,,semangat...........
Raihlah cita-cita yang belum km capai
Allahu Akbar''''''''

Minggu, Juli 26, 2009

Amal Jama'i dalam ber'Organisasi




AMAL JAMA’I

Beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam kajian tentang amal jama’i diantaranya :

1.apakah setiap program harus dilaksanakan oleh seluruh anggota?
2.apa beda antara amal jama’i dengan kerjasama anggota?
3.mungkinkah amal jama’i dilakukan hanya oleh seorang?
4.bagaimana kewajiban pemimpin dan anggota?
5.bagaimana cara mengambil keputusan yang baik dan efektif bagi sebuah organisasi?

syaikh Musthofa Masyhur memberikan ta’rif amal jama’i sebagai berikut :
“gerakan bersama untuk mencapai tujuan organisasi berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan”.



Beberapa tafsir dari ta’rif diatas adalah :

1.amal jamai merupakan gerakan bersama, dimana setiap anggota menjalankan fungsi strukturalnya dengan orientasi pencapaian tujuan.
2.bahwa amal yang dilakukan oleh seluruh anggota adalah dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3.bahwa amal yang dilakukan harus berdasar keputusan yang telah ditetapkan sesuai mekanisme yang berlaku.


Ta’rif diatas juga mensyaratkan bahwa amal jama’i hanya bisa dilakukan oleh organisasi/jama’ah yang mempunyai:

1.tujuan (ghoyyah) /visi misi yang jelas
2.manhaj/metodologi gerakan yang kokoh
3.unsur kepemimpinan (qiyadah) yang berwibawa
4.keta’atan anggota terhadap pimpinan
5.pola pengorganisasian (tandhim) yang rapi

Qiyadah dalam sebuah jama’ah merupakan unsur vital yang akan membawa jalannya organisasi. fungsi strategis qiyadah diantaranya: fungsi koordinatif (mengatur), fungsi imperatif (memaksa), vonis keputusan (terutama dalam situasi darurat). Qiyadah dipilih untuk dita’ati.

Syuro merupakan salah satu instrumen pengambil keputusan yang paling substansial dalam sebuah organisasi. jika mekanisme pengambilan keputusan selalu berjalan dengan baik, maka organisasi tersebut akan mempunyai soliditas dan resistensi yang tinggi terhdap goncangan yang biasanya mengakhiri riwayat banyak organisasi. asas penentuan sikap dan pengambilan keputusan adalah asumsi mahlahat yang terdapat dalam perkara itu. Karena sifatnya asumsi, maka sudah pasti relatif, karenanya sangatlah mudah mengalami perubahan-perubahan. Sehingga sebuah keputusan syuro selalu mengandung resiko. Sepanjang yang dilakukan syuro adalah mendefinisikan mashlahat ammah atau mudharat asumtif, maka selalu ada resiko kesalahan. Atau setidak-tidaknya “tempo kebenarannya” sangat pendek.


Fungsi syuro ini dapat terlaksana bila memenuhi syarat :
1.tersedianya sumber-sumber informasi yang cukup untuk menjamin bahwa keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2.tingkat kedalaman ilmu pengetahuan yang memadai harus dimiliki setiap peserta syuro.
3.adanya tradisi ilmiah dalam perbedaan pendapat yang menjamin keragaman pendapat yang terjadi dalam syuro dapat terkelola dengan baik.

Syuro punya fungsi psikologis dan fungsi instrumental.

Fungsi psikologis terlaksana dengan menjamin adanya kemerdekaan dan kebebasan yang penuh bagi peserta syuro untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya secara wajar dan apa adanya. Tapi, tenyu saja setiap orang punya cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan dirinya. Jika ruang ekspresi tidak terwadahi dengan baik, maka akan terjadi konflik yang kontraproduktif dalam syuro.

Rabu, Juli 22, 2009

Wasiat Rasulullah

7 Wasiat Rasulullah SAW
Kepada Abu Dzar Al-Ghifari

1. Mencintai fakir miskin dan selalu mendekati mereka
2.
Selalu melihat kepada orang - orang yang ada di bawah dan tidak selalu melihat yang ada di atas
3.
Menyambung silahturrahim sekalipun anda tidak ditolehnya
4.
Tidak bertanya hal - hal yang tidak layak ditanyakan tentang seseorang
5.
Menyampaikan yang hak walaupun pahit akibatnya
6.
Tidak takut dicaci maki dalam bertindak di jalan Allah
7.
Memperbanyak ucapan Lahaula Wala Quwata Illa Billah

ADAB CINTA
“Wahai anakku, jika engkau mendengar sepatah kata dari orang dengki, maka berbuatlah seolah – olah engkau tidak tahu.”
“ Maka jika engaku mengacuhkannya, aib itu akan kembali kepada orang yang mengatakannya.”
“ Wahai Anakku, jika engkau menyukai seseorang, maka janganlah berlebihan. Begitu juga, jika engkau membenci seseorang jangan pula berlebihan.
“ Cintailah orang yang engkau cintai biasa saja, sebab siapa tahu pada suatu waktu dia akan menjadi orang yang engkau benci.”
Dan bencilah, jika engkau membenci, benci yang biasa-biasa saja, karena engkau tidak tahu
kapan engkau kembali.”

Senin, Juli 20, 2009

TAUBAT Dari Segala Dosa

TAUBAT DARI SEGALA DOSA

Sarana kedua yang dicadangkan oleh penulis (Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan) adalah agar kita bertaubat dari segala dosa. Setelah bermuhasabah, kita melakukan pembersihan sebelum pengisian. Bertaubat dari segala maksiat, aib, dan ketidaksempurnaan dari segi pemikiran, akhlak dan amal. Serta merasakan sangat memerlukan Allah, dekat denganNya dan keredhaanNya.

Sebagaimana orang-orang yang berdosa perlu bertaubat dan kembali kepada Allah ta’ala, maka orang-orang yang taat dan beristiqamah kepada Allah juga perlu bertaubat dan kembali kepada Allah. Jika tidak orang dari golongan kedua itu terkena penyakit sombong dan jatuh ke dalam kesempurnaan diri yang palsu, yang dibisikkan oleh syaitan agar dia terus berada di dalam pelanggaran dan kemaksiatan.


Ibnu Taimiyyah berkata :

“Seorang hamba selalu berada di atas nikmat dari Allah yang perlu disyukuri dan dosa yang perlu harus diistighfari. Kedua hal tersbeut selalu terjadi kepada seorang hamba. Dia selalu bergelumang dengan nikmat Allah, perlu bertubat dan beristighfar. Kerana itu, manusia terbaik dan imam orang-orang yang bertaqwa i.e Rasulullah S.A.W selalu beristighfar kepada Allah dalam apa jua keadaan.”


Firman Allah:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَا تَعۡتَذِرُواْ ٱلۡيَوۡمَ‌ۖ إِنَّمَا تُجۡزَوۡنَ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ (٧

Yang bermaksud:” Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya.” (at-tahrim:8 = 66:8)

Dosa dan maksiat merupakan sebab terbesar terputusnya hati dari Allah, kelemahan dan tidak berdaya menginginkan kebaikan dan amal salih, serta kegagalannya secara hakiki.


Hakikat Dosa

Dosa ialah tidak mengerjakan kewajiban-kewajiban syar’ie atau melalaikannya dalam bentuk tidak mengerjakannya dengan semestinya.

Misalnya lalai mengerjakan solat dalam waktunya, malas mengerjakannya secara berjemaah atau tidak khusyuk. Atau tidak melakukan amal makruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kejahatan dan kemungkaran), atau lalai tidak melakukan dakwah kepada Allah ta’ala, atau tidak peduli dengan urusan dan keadaan orang Muslim. Dosa-dosa hati: sombong, dengki, bangga dengan diri sendiri, kagum dengan karya sendiri.


Syarat-Syarat Taubat

Taubat nasuhah: taubat jujur dan serius, yang menghapus kesalahan-kesalahan sebelumnya, yang melindungi pelakunya dari dosa-dosa sebelumnya.

Caranya: berhenti dari dosa pada masa mendatang, menyesali dosa-dosa silam, dan bertekad tidak mengerjakannya lagi pada masa akan datang.


Semua Dosa Itu Kesalahan

Seorang muslim itu sangat takut kepada Allah. Tidak ada beda pada dia dosa besar atau dosa kecil. Baginya semua dosa itu adalah kesalahan kepada Allah.

Seperti kata seorang salaf ” Jangan lihat kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada Siapa anda bermaksiat!”


Hukuman di dunia

Dosa yang pelakunya tidak bertaubat darinya, ada hukuman yang segera di dunia, sebelum hukuman di akhirat. Maka wajib kita rasakan ketika kita mendapat musibah atau kecelakaan, samada terhadap kita atau pun orang-orang di sekeliling kita.

Maka seorang Muslim yang cerdik akan sentiasa bertaubat dan beristighfar dalam setiap masa dan keadaan.


Di Antara Tarikan-Tarikan Jiwa Kita

Tidak perlu lagi dikatakan akan sentiasa ada hasutan-hasutan dari syaitan. “Anda masih muda lagi dan masih ada banyak masa lagi untuk bertaubat atau berubah.” “Ajal masih lama lagi.” (relaks lah, aku muda lagi. relakslah, tunggu ah aku kerja nanti, sekarang kan student, kena enjoy)


Orang yang berakal,segera bertaubat sebelum ajal menjemput. Dalam apa keadaan jua ajal boleh datang: waktu bergelak ketawa bersama teman-teman, waktu menikmati hidangan juadah yang ibu sediakan, sewaktu dalam perjalanan pulang ke kampung halaman bertemu orang yang paling dicintai.


Hassan Al-Basri : “Sejumlah orang terkecoh oleh angan-angan mendapat keampunan, lalu dia meninggal dalam keadaan tidak bertaubat. Salah seorang dari mereka berkata “Aku bersangka baik dengan Allah.” Dia bohong! Sekiranya dia bersangka baik tentu dia akan berbuat baik.”

Pengumuman Untuk KADER LDK Ulul Albab UNWIR

Assalamualaikum.
Bagi antum/na yang ikut SPI2 tanggal 1-2 Agustus 2009.

wajib mengikuti tes Dahulu

Tempat :masjid unwir
Hari/tgl : rabu/22 Juli 2009
Yang diteskan :

1. wawancara tsaqofah+hafalan (surat al-bayyinah&alghosyiah)
2. tes tulis (materi mencangkup) :

@ ma'rifatullah

@ ma'rifatul islam

@ amal jama'i dan problematika ummat.

Tertanda.sie acara & panitia SPI2

Sabtu, Juli 18, 2009

TAQWIYATU RUHIT-TADHHIYAH

TAQWIYATU RUHIT-TADHHIYAH

(Memperkuat Jiwa Pengorbanan)


Apa yang membedakan pecinta sejati dengan pecinta gombal? Yang membedakannya adalah pengorbanan. Semakin besar cinta seseorang, semakin besar pula pengorbanan yang ia berikan untuk sang kekasihnya atau sesuatu yang dicintainya itu.


Soal pengorbanan bagi kecintaan juga berlaku dalam kancah dakwah. Lihat, apa yang dilakukan Abu Bakar Shiddiq untuk membela yang paling dicintainya yakni Rasulullah saw dan dakwah. Saat genting-gentingnya situasi menjelang hijrah Rasulullah saw. ke Madinah, Abu Bakar semoga Allah meridhoinya- tampil dengan segala pengorbanan untuk menyelamatkan dakwah. Ia pasang badan untuk menjadi tameng Rasulullah saw. dari segala kemungkinan buruk yang direncanakan oleh orang-orang kafir Quraisy. Ia korbankan pula hartanya. Bahkan ia kerahkan anggota keluarganya untuk turut berkontribusi bagi dakwah. Apa yang beliau lakukan itu sesuai benar dengan ungkapannya sendiri, Hal yanqushud-dinu wa ana hayyun (Tidak boleh Islam berkurang sementara saya masih hidup).


Kepada orang seperti itulah pujian Allah swt ditujukan:

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111)


Dan semangat itu pula yang ingin ditumbuhkan kembali oleh Ustadz Hasan Al-Banna ke dalam jiwa para dai, sebagaimana tercantum dalam risalah Ilaa Ayyi Syai-in Nadun-Nas (Ke mana Kita Mengajak Manusia?). Pesan itu menegaskan: jika kita ingin menempa umat, membuat mereka bangkit untuk mencapai cita-cita mereka, yaitu kejayaan dan kemenangan, maka kita harus memiliki quwwatun nafsiyyah (kekuatan jiwa). Dan kekuatan jiwa, menurut pendiri Jamaah Ikhwanul Muslimin itu tercermin pada empat hal yang salah satunya adalah pengorbanan.

Meski demikian, keempat hal ini saling berjalin berkelindan, hingga satu sama sama lain tidak dapat dipisahkan, yakni:


1.Motivasi kuat yang tidak terjangkiti keloyoan.

Modal dasar pengorbanan adalah kekuatan motivasi. Ia juga merupakan syarat mutlak bagi perjuangan untuk kebangkitan dan kejayaan umat. Allah tidak akan menurunkan kemenangan kepada bangsa yang bermental kalah. Surga pun hanya akan menjadi milik orang yang memiliki kekuatan motivasi: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS. As-Shaf / 61: 10-13)


Saat kaum Muslimin berhadapan dengan pasukan Quraisy dalam perang Badar, Rasulullah saw. mengatakan kepada para sahabat, “Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi!” Demi mendengar kalimat itu, “Umair bergumam, “surga seluas langit dan bumi? Wah, wah! Mendengar itu Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang membuatmu mengucapkan kata itu?” Umair menjawab, “Tidak apa-apa, saya cuma ingin termasuk penghuninya.” Rasulullah saw. menjawab, “Ya kamu termasuk penghuninya.”

Umair yang tengah memakan kurma pun lantas berkata,”Sungguh terlalu lama bila saya harus menunggu habisnya kurma ini.” Maka ia pun meletakkan kurma-kurma di tangannnya lalu menyeruak masuk ke tengah barisan musuh untuk bertarung hingga mati syahid. (Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain)


2.Kesetiaan yang tangguh yang tidak dihinggapi kepura-puraan dan pengkhianatan.

Kekuatan pengorbanan tidak hanya diukur dengan pengorbanan fisik dan material. Kesetiaan, kesabaran dan konsistensi dalam memperjuangkan kebenaran juga merupakan wujud pengorbanan. “Dan orang-orang yang sabar dalam rangka mengharap wajah Tuhan mereka dan mendirikan shalat serta menginfakkan sebagian yang Kami rizkikan secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, bagi mereka itulah tempat tinggal akhir yang baik.” (Ar-Ra’d 22)

Kualitas pengorbanan seseorang tidak diukur oleh semangat semata-mata namun juga oleh wafa tsabit (kesetiaan yang tangguh). Sejarah merekam orang-orang yang memiliki wafa tsabit itu bahkan dalam kondisi yang paling menyakitkan dalam hidupnya, hingga bumi yang luas ini dirasakan sempit olehnya.


3.Pengorbanan agung yang tidak terganjal oleh ketamakan dan kekikiran.

Pemuliaan itu adalah pengorbanan. Ini pula yang disampaikan Rasulullah saw kepada seorang sahabat bernama Basyir Bin Al-Khashashiyyah. Ia datang kepada Rasulullah saw. untuk berbai’at atas Islam. Rasulullah saw. mensyaratkan kepadanya untuk bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya; melaksanakan shalat lima waktu; berpuasa di bulan Ramadhan; mengeluarkan zakat; menunaikan haji; dan berjihad di jalan Allah. mendengar itu semua, Basyir menyahut, “Ya Rasulullah, yang dua hal (terakhir itu), saya tidak mampu. Tentang zakat, saya tidak punya harta selain sepuluh ekor unta. Dan itu adalah andalan dan kendaraan keluarga saya. Sedangkan tentang jihad, saya dengar orang-orang mengatakan bahwa siapa yang lari dari medan jihad maka ia akan mendapatkan murka Allah. Dan saya memang orang yang penakut.” Mendengar itu Rasulullah menarik kembali tangannya kemudian menggerak-gerakkannya seraya mengatakan, “Wahai Basyir, tanpa shadaqah dan tanpa jihad? Lalu dengan apa kamu akan masuk surga?” Basyir akhirnya menjawab, “Jika demikian, saya berbai’at untuk semua itu.” (Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Hakim, Al- Baihaqi, dan lain-lain)


4.Memahami, meyakini, dan menghargai prinsip.

Ada banyak kasus soal kelunturan dan pencairan idealisme. Begitu pula semangat mengebu-gebu dan pengorbanan yang ternyata hanya bertahan semusim saja. Salah satu penyebabnya karena semangat dan pengorbanan itu tidak disertai dengan pemahaman, melainkan muncul hanya kerena terkompori lingkungan atau oleh situasi yang menghimpit. Akibatnya semangat tersebut tidak mengakar dan hanya menjadi letupan-letupan emosi yang bersifat reaksional.

Oleh karena itu, perjuangan dan pengorbanan harus berangkat dari pemahaman terhadap segala sisi Islam. Dengan kata lain pemahaman ini harus bersifat syamil (integral dan komprehensip).

Apa yang menyebabkan kaum muslimin generasi awal begitu tangguh dan konsisten saat diterpa badai ujian dan fitnah? Salah satu sebabnya karena mereka memahami Islam secara murni seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Maka segala badai ujian justeru menambah kokoh dan kuatnya iman dan pengorbanan mereka. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat tauhid) bagaikan pohon yang baik. Akarnya menghujam bumi dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap saat dengan seizin Tuhannya.” (Ibrahim 25)

Pengorbanan generasi-generasi terdahulu telah ditorehkan. Atas izin Allah, dengan pengorbanan mereka Islam mendapatkan jalan untuk merambah relung hati dan jiwa manusia. Lalu, apa pengorbanan kita?



Ayo optimis...Semangat!!..Allahu Akbar.....!!!:)



Serunya Nggak Sekedar Ngampus!

Serunya Nggak Sekedar Ngampus!
Fren coba pahami kasus-kasus di bawah ini,

Kasus 1: Andi mahasiswa yang selalu dapetin IP diatas 3,5. Si Study Oriented selama masa kuliahnya ia jarang bergaul dengan mahasiswa lain dan cenderung pendiam. Sampai akhirnya dia meraih gelar sarjana setelah menempuh kuliah selama 3,5 tahun. Karena dia emang grogian dan tidak mempunyai ke-PDan akhirnya walaupun ber-IPK 3,7 belum juga ia mendapat pekerjaan, setelah kesana kemari nyari pekerjaan.

Kasus 2 : Anwar mahasiswa biasa ber-IPK 2,96 pas. Dia seorang aktivis kampus yang mempunyai seabreg kegiatan organisasi, dan mulai magang 2 berentropreunir semenjak tingkat 2. Alhasil dengan berbagai pengalaman yang nggak didapetin di bangku kuliah, misalnya berkomunikasi efektif, berdiplomasi, dsb. Setelah ia lulus di tahun 4,3 ia kerja dapat mengembangkan usahanya sekaligus langsung ditarik untuk bekerja karena skill life nya (skill life= kemampuan atau keahlian dalam kehidupan)

Hmm…What you think fren ?
Banyak kasus 1 dan 2 sering terjadi, bukan menjadi rahasia lagi kalo ternyata banyak orang yang berijazah Strata 1 nganggur. Kita dapat melihat perbedaan mencolok antara sosok Andi dan Anwar, walaupun secara parameter akademik Andi jauh diatas Anwar, tapi akhirnya dari nasib ijazah S1 mereka berbeda.
Para ahli menggungkapkan bahwa IQ (Intelectual Quotion) kita hanya menyumbang 20 % dari keberhasilan kita. Sedangkan EQ dan SQ menyumbang 80% nya. Wow...yupz! So, karna pada saat kita terjun ke dunia kerja nanti tak hanya ilmu akademik yang kita harus kuasai tapi juga skill life yang tak kita jumpai di bangku perkuliahan. So, dimana kita dapat temukan skill life? “Universitas Kehidupan” jawabannya.

Temen-temen, tanpa kita sadari sebenarnya kita juga tercatat sebagai mahasiswa universitas kehidupan dan setiap orang dapat menjadi dosennya, asal kita mau mengambil hal-hal yang positif dari momen.
Remember, keseharian kamu jangan cuma 3K : kost, kuliah dan kantin. Karena kita juga butuh skill life yang nggak kamu dapetin bila kamu hanya sekedar ngampus doang, nggak cuma ngebuka mata dan telinga kamu, kamu juga dapat mengenal lebih jauh orang-orang disekeliling kamu, bisa memahami karakter orang yang beda-beda plus caranya menyelesaikan konflik-konflik kecil dalam hidup kita.
Kamu bisa nemuin semuanya jika kamu nggak sekedar ngampus, lalu kamu menjalani hubungan dengan orang lain untuk ngelatih skill life kamu lewat organisasi or keaktifan kamu di kampus.
And nggak kalah pentingnya, kita juga karus tahu tujuan kita aktif di kampus, nggak sekedar aktif!! tapi lebih dari itu, kita harus bisa menemukan visi misi hakikat kehidupan kita, sehingga kita tak terjebak dalam rutinitas kampus yang nggak jelas juntrungannya.

So, manfaatkan hidup kita dengan sebaik mungkin and nggak sekedar ngampuss!
Bahlul dan Seorang Pejabat
Suatu hari, seorang pejabat istana berkata pada Bahlul, “Khalifah telah mengangkatmu menjadi amir dan pimpinan para anjing, ayam dan babi!”.
Bahlul menjawab, “ Maka mulailah sekarang, jangan melanggar perintahku, karena kau telah menjadi bawahanku!”

Semua pejabat itu tertawa. Dan pejabat itupun merasa malu dengan jawaban Bahlul tersebut.
Abdulah bin Mubarok
Beliau adalah seorang ahli hadits yang terpercaya, termasuk golongan Fuqoha (ahli fikih)yang mulia.

Beliau mempunyai harta yang banyak diinfakkannya kepada ahli ilmu di semua ibu kota-ibu kota Islam. Beliau memiliki perasaan keimanan yang sangat bagus. Dan tidak hanya itu, beliau juga seorang mujahid, berperang tiap tahun melawan negara Rum (Romawi). Beliau menjadikan kota Torsus sebagai tempat tinggal, yaitu berada disebelah selatan Turki sekarang, sehingga dengan sifat-sifat seperti ini, beliau menjadi pelopor para ahli hadits pada generasinya.
Beliau mengingkarinya teman nya yang zuhud, ahli ibadah dan terpercaya, yaitu Al Fudhail bin ‘Iyadh atas pengasingan dirinya di Mekkah dan meninggalkan jihad. Al Fudhail adalah termasuk diantara para ahli ibadah, para zuhud yang terkenal dalam sejarah Islam, dan memiliki perkataan yang paling bagus, akan tetapi Ibnu Mubarok tidak melihat hal-hal tersebut cukup dijadkan alasan untuk meninggalkan jihad dan memerangi musuh, sehingga beliau menganggap jelek perkataannya, sambil beliau mensifatinya bahwa dia hanya bermain-main dengan ibadahnya itu. Untuk itu, beliau mengirimkan kepadanya dari Torsus setelah peperangan demi peperangan berlalu dan debunya masih lengket dengan badan, beberapa bait syair yang sangat indah yang selalu menjadi hujjah bagi para aktivis dakwah setelah belia, beliau berkata,
Wahai ahli ibadah Haromain
Jikalau engkau melihat kami, niscaya akan tahu bahwa engkau hanya bermain-main dalam ibadah.
Barang siapa yang mencelup lehernya dengan air mata
Maka leher-leher kami terlumuri dengan darah
Atau siapa yang kudanya lelah dalam kebatlan
Maka kuda-kuda kami itu lebih pada hari peperangan
Engkau selalu mencium bau-bau harum
Sedang kami selalu mencium bau debu-debu yang berterbangan dari kaki-kaki kuda
Sungguh telah sampai pada kita dari sabda Nabi kita, perkataan yang shohihm benar, tak dusta
Tidakkah sama antara debu kuda Allah pada hidung seseorang dengan asap api yang menyala
Inilah kitab Allah terucap kepada kita. Tiadalah seorang syahid itu mai, itu tidak dusta.

Percikan
“ Wahai manusia, bulan yang mulia dan penuh berkah datang menaung kalian, suatu bulan yang didalamnya terdapat malam lebih baik dari pada seribu bulan. Bulan yang Allah menetapkan puasa didalamnya sebagai kewajiban dan qiyamulail sebagai kesunnahan. Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah dengan satu perbuatan baik didalamnya, dia bagaikan melalukan satu kewajiban dibulan yang lain. Barang siapa melakukan satu kewajiban pada bulan ini maka dia sama dengan orang yang melakukan tujuh puluh kewajiban dibulan yang lain.
Ramadhan adalah bulan kesabaran, sementara pahala kesabaran adalah surga. Ia adalah bulan kedermawanan dan bulan bertambahnya rezeki orang mu’min. barang siapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa pada bulan ini, maka itu berarti pengampunan terhadap dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari neraka. Itambah ia memperoleh pahala orang yang berpuasa tanpa berkurang sedikitpun (pahala orang yang berpuasa itu)”